Selasa, 26 Januari 2010

MERAIH IMPIAN MENJADI PIMPINAN PERUSAHAAN (1)

Hampir semua pekerja memimpikan dapat memperoleh jabatan tinggi di organisasinya, apakah sebagai CEO, Direktur, General Manager atau minimum manajer. Apalagi bagi pekerja yang memiliki latar belakang pendidikan memadai misalnya S1 atau S2. Namun hanya sedikit yang mampu meraihnya, kenapa?
Alasan utamanya adalah:
Pertama,Tidak yakin bahwa rejeki itu Allah swt yang memberi.
Kedua,kurang ikhlas, sikap dan paradigma kerja yang salah.
Ketiga, upaya tidak maksimal. Malas dan orientasi pada uang.
Keempat, semakin tinggi jabatan yang diimpikan maka jumlah posisi yang ada juga semakin sedikit, sehingga memerlukan prestasi kerja yang hebat untuk meraih impian tersebut.
Masih banyak alasan lain, namun keempat alasan tersebut di atas merupakan faktor utama kenapa seorang pekerja karirnya tidak berkembang.
Hampir sebagian besar manusia mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah utusanNya. Namun hanya sedikit yang meyakini bahwa Tuhanlah Yang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Kaya, Maha Pemberi dan seluruh Maha-Maha lainnya. Karena ketidak-yakinan inilah yang akhirnya membuat sebagian pekerja merasa bahwa gaji, bonus dan lainnya yang diterima selama ini adalah hasil kerja sendiri, hasil kecerdasan otaknya dan hasil kemurahan bos-bos mereka di tempat kerja masing-masing.Pemikiran semacam itu menjadikan mereka menjadi pekerja-pekerja yang memiliki karakter hina, seperti menjilat dan asal bos senang.Tidak jarang pekerja semacam ini pada suatu waktu akan mencari dukun untuk membantu meraih impian menjadi pimpinan organisasi termasuk organisasi perusahaan. Menjilat, ABS dan mendatangi dukun adalah perbuataan yang sangat dimurkai oleh Allah swt.Kurangnya keyakinan terhadap Allah swt juga mendorong pekerja hanya mau bekerja dengan baik jika ada bosnya, dan ketika bos tidak ada, maka mereka bersantai-santai. Saya memiliki teman-teman yang kantornya di pusat perbelanjaan dan yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Sehari-hari mereka terlihat hebat dari pakaian yang dikenakan, naik turun mobil, selalu bertelepon ketika berjalan kaki, terlihat sibuk, terkesan bekerja serius setiap hari. Namun jika bosnya sedang ke luar negeri atau keluar kota atau rapat di luar kantor, maka banyak di antara mereka berseliweran di toko-toko yang ada dipusat perbelanjaan tersebut. Saya membatasi ruang lingkup penulisan dengan sasaran pekerja yang memang memiliki jabatan karena prestasi kerja. Kalau contoh yang saya sampaikan tersebut meskipun banyak di antara mereka memiliki jabatan penting di organisasi perusahaan maka biasanya jabatan-jabatan tersebut diraih karena adanya unsur nepotisme seperti karena persaudaraan, almamater dan yang paling menonjol adalah nepotisme kesukuan atau karena kesamaan etnis tertentu.Hampir di semua organisasi di negeri ini dipenuhi nepotisme.
Ikhlas dalam bekerja akan menjadikan hari-hari penuh semangat, tekanan pekerjaan akan dihadapi dengan dada yang lapang, seluruh hambatan akan dihadapi dengan penuh percaya diri karena yakin bahwa Tuhan akan menolong dan melindungi. Kemacetan jalan, cuaca panas maupun hujan,lingkungan yang kurang bersahabat akan dihadapi dengan penuh kesabaran. Kekhlasan akan membuat seorang pekerja ringan tangan dalam membantu rekan kerja, perintah-perintah atasan akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa mempertimbangkan apakah nanti akan mendapat upah lembur atau bonus di akhir tahun. Uang memang penting namun ridho Allah jauh lebih penting. Umat yang baik dan sudah berusaha keras dapat dipastikan akan mendapat balasan yang jauh lebih besar dari Allah swt. Biarkan Allah swt yang memberi. Senang membantu teman dalam bekerja, akan membuat kita disenangi teman, menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat dapat dipastikan kita akan memperoleh penilaian positif dari pimpinan kita. Pekerja yang hanya bekerja sesuai standar, misalnya 7/8 jam sehari, dipastikan sulit untuk berkembang. Banyak di antara mereka yang mempergunakan waktu luang hanya untuk kegiatan-kegiatan kontra produktif seperti FB, Twitter, Email, Game, telepon pribadi dlsb. Seharusnya waktu luang yang ada dipergunakan untuk kegiatan yang produktif seperti membantu teman yang sibuk, datang ke atasan menawarkan bantuan atau dipergunakan untuk belajar apa saja, sehingga kompetensi selalu meningkat.
(bersambung ke tulisan berikutnya....)