Rabu, 18 Desember 2013

Iblis Bermunculan di Pemilu Legislatif tahun depan

Tahun 2014 merupakan tahun politik, dimana pemilu legislatif dan pemilihan presiden akan dilaksanakan. Jalan-jalan sudah dipenuhi baliho orang-orang yang menjual diri dan berpenampilan sangat religius. Mereka tampil bak muslim dan muslimah yang alim dan taat pada perintah Allah dan RasulNya. Mereka secara intens berupaya mempengaruhi pemilih beragama Islam bak Iblis yang senantiasa menggoda kaum muslim dan muslimah. Bukan hanya jalan-jalan yang dipenuhi baliho, namun jembatan dan pohon-pohon tak luput dari tangan-tangan kotor mereka. Baru saja KPK menetapkan tersangka Gubernur wanita yang senantiasa tampil bak orang alim, berjilbab dengan busana yang dikesankan sebagai busana muslimah. Masih hangat vonis Pengadilan yang telah menghukum 2 orang ustadz yang satu mantan presiden partai dakwah dan yang satu ustad yang aktivitasnya hanya memuaskan nafsu syahwat (mengkoleksi penyanyi dang-dut dan model dengan bermodalkan uang haram) meskipun konon kabarnya ybs adalah putera kyiai yang memiliki dan memimpin pondok pesantren. Rakyat Indonesia khususnya kaum muslimin dan muslimat hendaknya mulai berpikir dengan jernih serta bertindak sesuai dengan petunjuk Allah Ta'ala dan junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam menggunakan haknya untuk memilih pemimpin. Allah Ta'ala telah memberi petunjuk pada kita dengan membuka jati diri sebenarnya sang ustad yang memimpin partai dakwah dan mengusung jargon partai Islam yang bersih. Demikian pula Allah Ta'ala telah memberi petunjuk pada jajaran KPK untuk membongkar kebohongan-kebohongan kepala daerah dan keluarganya yang senantiasa tampil bak muslimah yang alim dan taat. Memilih adalah kewajiban kita sebagai warganegara, namun memilih orang yang senantiasa mempergunakan jargon-jargon agama wajib hukumnya untuk diwaspadai. Setelah era reformasi ini belum muncul pemimpin yang memang taat dalam memegang amanah, bersedia menepati janjinya dan tidak berkata bohong. Kalau kita membaca media, dengan mudah kita melihat teman-teman ustad yang dihukum 14 tahun dan 16 tahun terus menyerang KPK. Di dalam partainya mereka semua dipanggil Ustad, namun di depan media mereka tanpa malu sering berbohong dan melontarkan fitnah pada lembaga yang memerangi korupsi. Kita masih ingat teman-teman dekat koruptor tsb telah dengan lantang menyangkal kenal pada Fathonah, namun ketika ditunjukkan bukti bahwa mereka pernah bepergian satu mobil, duduk bersama dengan enteng mereka memberikan alasan bahwa "tahu memang" tetapi tidak mengenal dengan baik. Itulah mereka sesungguhnya, semoga Allah Ta'alaa berkenan memberikan hidayah pada mereka, agar mereka tidak mempermainkan ajaran agamanya yang agung. Tujuan mereka masuk politik semata-mata hanyalah mencari tahta (kekuasaan) dan setelah mereka mendapatkan tahta maka mereka akan menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan harta. Tentu saja setelah harta yang sebagian besar haram, iblis akan meningkatkan nafsu syahwat mereka pada derajat yang paling tinggi, sehingga langkah terakhir adalah mencari wanita yang mau menampung penyaluran nafsu syahwat para politisi tsb. Sebagai mantan pimpinan perusahaan saya pernah memiliki penghasilan yang tidak kalah dari penghasilan anggota DPR, namun kehidupan keluarga saya jauh lebih sederhana dari kehidupan para ustad yang sebelumnya hanya menggantungkan diri dari sedekah umat ketika memberikan tausiah di masjid-masjid. Lihatlah harta Engkong (mantan ustad yang latar belakang hidupnya pernah diungkap oleh bekas sekutunya) demikian juga ustad yang baru saja dihukum 16 tahun hartanya milyaran mengalahkan harta atau aset para pengusaha kelas menengah.Luar biasa, sementara kewajiban mereka untuk membayar pajak pada negara dilakukan dengan tidak jujur, mereka menulis jumlah kekayaan yang dimiliki tidak dengan data yang sebenarnya. Meraka sama sekali tidak takut pada Allah Ta'alaa. Sekali lagi menggunakan hak pilih adalah wajib hukumnya, namun memilih wakil dan pemimpin yang Islami lebih tinggi hukum wajibnya. Islami maksud saya tidak sekedar beragama Islam, namun mau bertindak dan berkata berdasarkan ajaran Islam yang berlandaskan pada Alquran dan As-Sunnah serta sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Mudah-mudahan kaum muslimin dan muslimah tidak termakan "rayuan iblis" dalam menggunakan hak pilih beberapa bulan ke depan. Amin