Selasa, 27 Oktober 2015

Mestikah Rakyat Sumatra dan Kalimantan Mati Karena Asap?

Selamat datang di Jakarta, wahai asap yang diduga telah menyebabkan kematian beberapa anak-anak di beberapa daerah di Sumatra dan Kalimantan. Daerah yang di era perang kemerdekaan memiliki hutan-hutan yang terbesar didunia, sehingga menjadi hunian yang paling didambakan bagi para binatang dan tumbuhan langka di dunia. Bahkan menjadi tempat bersembunyi yang aman dan nyaman bagi para pejuang kemerdekaan, ketika mereka berhadapan dengan Belanda dan Jepang. 
Sebagai warga Jakarta, saya gembira jika asap masuk Jakarta, dengan harapan kedatangan asap di Jakarta akan membangunkan Presiden, Wakil Presiden, Para Menteri dan Jenderal. Asap masuk Jakarta tentu akan bersinergi dengan polusi yang sudah lama menduduki ibukota ini. Presiden, Wakil Presiden, Para Menteri dan Jenderal-jenderal akan ikut merasakan bahwa menghisap asap itu tidak nyaman, sehingga timbul rasa empati beliau-beliau terhadap penderitaan rakyat Sumatra dan Kalimantan.
Mantan Presiden SBY secara jelas telah menTwit bahwa kebakaran tersebut 70% disebabkan strategi korporasi. Para pengusaha perkebunan tersebut sungguh tidak memiliki hati nurani. Untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan mereka "tega" melakukan pembakaran hutan. Para pengusaha tersebut pastilah orang-orang yang cerdas, bahwa akibat kebijakan pembakaran hutan yang mereka lakukan bukan saja akan merusak lingkungan, namun akan menimbulkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Sebagai manusia mereka seharusnya berterima kasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa negeri ini dikaruniai Sumber Daya Alam yang luar biasa. Para pengusaha itu juga harus ingat kewajiban mereka untuk membangun negeri ini dan bukan malah merusaknya. Nenek moyang mereka sama sekali tidak ikut berjuang memerdekakan negeri dari penjajahan Belanda dan Jepang, nenek moyang mereka tidak pernah berkorban untuk negeri ini. Para pengusaha tersebut hanya tinggal menikmati kemerdekaan ini, jadi sudah sewajarnya sebagai "manusia" mereka mengeksplorasi sumber daya alam yang tersedia untuk kemajuan negeri ini dan bukan malah membakarnya, sehingga menyebabkan kerusakaan lingkungan yang luar biasa. Indonesia menjadi Juara 2 dalam merusak hutan setelah Brasil. 
Wahai para pemimpin negeri ini, anda adalah pemegang amanah untuk melindungi negeri ini dari kerusakan, anda adalah pemegang amanah untuk melindungi rakyat dari kematian akibat asap, anda adalah pemegang amanah untuk menjamin anak-anak untuk bersekolah dengan riang. Apa kegiatan anda sehari-hari sehingga kebakaran dapat terjadi sedashyat ini? Apakah anda tidak malu sampai minta bantuan luar negeri? Pemimpin macam apa, hanya untuk menjaga hutan saja tidak mampu, bagaimana anda mampu menjaga kedaulatan negeri dari bangsa asing. Bandingkan anda dengan nenek moyang kita dulu. Anda semua sudah dibayar mahal oleh rakyat untuk menjaga hutan, nenek moyang dulu tidak pernah menerima pembayaran dari rakyat, namun mereka berhasil mengusir penjajah dan menjaga sumber daya alam dari ketamakan para pengusaha tersebut.
Buat apa bintang bertebaran di pundak anda, jika mengamankan hutan saja tidak mampu, buat apa tanda jasa bertebaran di dada anda tetapi melindungi rakyat dari serbuan asap yang dibuat oleh para pengusaha saja tidak mampu. Kenapa anda tidak tangkap saja para pengusaha-pengusaha yang merusak hutan tersebut dan penjarakan. Apakah anda tidak malu dengan penyataan SBY yang jelas-jelas menyatakan bahwa 70% kebakaran diakibatkan ulah pengusaha. Apakah anda semua tidak takut ketika di akhirat nanti diminta pertanggungan jawab terhadap amanah yang telah anda pegang? Kalau anda tidak takut saya mendoakan semoga anda semua nanti mendapat adzab yang paling pedih dari Allah Subhana Wa Ta'ala. Amin