Jumat, 19 Maret 2010

"RUANG MARKUS DI SEBELAH RUANG KAPOLRI"

Menarik mengamati tokoh Polri yang satu ini yaitu Susno Duaji (SD). Setelah reputasinya hancur akibat mempelopori perseteruan "CICAK Vs BUAYA" yang mengakibatkan jabatannya sebagai Kabareskrim "dicopot" atau "dimutasikan", maka belakangan menggebrak media dengan melontarkan pernyataan bahwa ruang "Markus" di Polri justru ada di sebelah ruang Kapolri dan Wakapolri. Tanpa tedeng aling-aling beliau juga menyebutkan inisial 2 (dua) Jenderal Polisi yang terlibat sebagai Markus dan 2 (dua) orang perwira menengah lainnya. Markus ini telah menggarong uang pajak sejumlah Rp.24,6 milyar. Seorang jenderal yang hari ini menjabat sebagai Kapolda Lampung lansung menggelar jumpa pers untuk menanggapi pernyataan SD. Sementara seorang jenderal yang masih menjabat sebagai Direktur di Bareskrim Polri memberikan pernyataan dengan menyatakan bahwa apa yang dilakukan SD adalah ibarat "Maling Teriak Maling" (Kompas, 19 Maret 2010).
Informasi sudah disampaikan pada Satgas Anti Korupsi, namun satgas yang dikomandani oleh Kuntoro dan Denny ini terlihat maju mundur, terkesan mereka "keder" berhadapan dengan para petinggi Polri. Sikap maju mundur satgas ini mungkin meneladani sikap bos mereka Presiden SBY (Megawati pernah mengkritik dengan istilah "poco-poco")
Adnan Buyung Nasution salah seorang pengacara yang senior dan pernah menjadi wantimpres membuat pernyataan: "Jika SD berani membuka masalah ini, maka dia akan menjadi seorang pahlawan". Pernyataan ini perlu di amini, mengingat masyarakat sudah muak dengan perilaku korup aparat kepolisian. Masalahnya benarkah SD ingin membongkar kasus korupsi dikepolisian dan membangun institusi kepolisian yang bersih atau karena membalas dendam atas dicopotnya jabatan sebagai Kabareskrim.
Lepas dari apapun alasan SD kalau penggarongan uang negara (pajak) ini benar-benar dilakukan para jenderal, negara ini mau dibawa kemana? Apakah para jenderal ini tidak pernah ingat bahwa hidup didunia ini hanya sementara dan ada azab yang sangat pedih akan menimpa mereka kelak diakhirat. "Naudzubillahminzalik".