Rabu, 23 Mei 2012

KETIKA PEMIMPIN NEGERI SUDAH PIKUN

Ketika mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin negeri, sang calon pemimpin menjanjikan akan menumpas korupsi, menegakkan hukum dan menghapuskan kemiskinan di negeri ini. Bagaimana gagahnya ketika sang pemimpin menjanjikan akan menjadi panglima perang melawan korupsi dan akan selalu berdiri digarda terdepan dalam memberantas korupsi. Namun pada kenyataannya organisasi yang didirikan dan dipergunakan sebagai kendaraan meraih jabatan dipenuhi oleh para koruptor muda yang brilyan dan buas. Media cetak selama beberapa hari terakhir mengupas habis-habisan kebobrokan moral para birokrat negeri ini, bagaimana rakusnya para birokrat menggerogoti uang negara. Dari satu sisi perjalanan dinas saja para birokrat telah melahap puluhan trilyun rupiah dan masuk ke dalam perut mereka, maka dapat dipastikan dari sisi yang lain semakin banyak rupiah yang membusuk dalam perut para birokrat. Lihatlah penampilan mereka yang tetap tersenyum dan mengenakan pakaian religius pada acara-acara tertentu, menggambarkan betapa tebalnya kulit muka mereka. Ancaman api neraka yang difirmankan oleh Allah swt bagi para pelaku koruptor, dianggap angin lalu yang kepastiannya diragukan. Para birokrat yang beragama Islam menutup mata dan hatinya terhadap contoh-contoh Nabi Muhammad saw ketika menjadi pemimpin negeri yang besar, beliau tetap hidup sangat sederhana, bahkan ketika beliau meninggal, baju perangnya masih tergadai pada seorang yahudi. Bukan hanya Nabi Muhammad saw yang memberikan suri teladan mulia, namun para sahabat seperti Abu Bakar r.a, Umar bin Kathab r.a, Utsman r.a. dan Ali bin Abi Thalib r.a.mereka tetap hidup sederhana ketika mereka menjabat sebagai Khalifah. Para pemimpin negeri yang mayoritas beragama Islam telah mengingkari tuntunan hidup yang dicontohkan Nabi Besar Muhammad saw dan para sahabat tsb. Para pemimpin negeri ini hidup bergelimang kemewahan, berfoya-foya dalam menyelenggarakan pesta pernikahan, meskipun mereka menyadari bahwa penduduk ini masih banyak yang hidup dalam kemiskinan. Jika Umar bin Khatab bersedia menggendong sekarung gandum untuk diberikan pada rakyatnya yang miskin sebagai bentuk pemimpin yang menjunjung tinggi amanah, maka para pemimpin ini justru berlomba-lomba membeli mobil super mewah untuk kendaraan dinasnya. Ketika Khalifah Umar bin Abdul Azis menyerahkan seluruh hartanya pada negara ketika dibaiat sebagai khalifah, maka para pemimpin negeri ini justru beramai-ramai mengambil uang negara. Sama-sama beragama Islam namun perilaku hidupnya sangat bertolak belakang. Disatu pihak berusaha mendekatkan diri pada Allah swt dalam mengemban tugas sebagai Khalifah, sementara di pihak lain lebih mendekatkan diri pada iblis dalam memimpin sebuah negeri. Para pemimpin negeri ini tidak merasa malu dengan para pemimpin negeri tetangga yang berusaha keras memberikan suri teladan dalam kesederhanaan hidup. Mereka hanya mempergunakan mobil-mobil sederhana produk negerinya sendiri, sementara para pemimpin negeri ini bangga membeli mobil mewah dengan memakai uang rakyat. Nafsu serakah yang mendapat dukungan para iblis telah merasuk sukma para birokrat bahkan menyelusup masuk dengan mudah pada jiwa, raga dan darah pasangan hidup dan keturunan mereka. Dengan demikian para birokrat telah sukses dalam membangun keluarga yang penuh kemaksiatan, melahirkan generasi koruptor yang canggih dari rahim isteri-isteri mereka atau dari para perempuan yang mereka selingkuhi. Koruptor terus berkembang biak dengan sempurna, karena para pemimpin yang beragama Islam telah melalaikan ajaran agama Islam yang sangat mulia. Bahkan partai yang memproklamirkan diri sebagai partai islam tidak lepas dari isu korupsi dan perzinaan, harta dan perempuan. Oleh sebab itu sangatlah pas ketika ada seorang pemimpin agama yang menyatakan bahwa inilah negeri garong, negeri dodor, sebuah negeri yang bergelimang dengan kemaksiatan seperti korupsi, perzinaan, penipuan, kebohongan dan ketidakpedulian. Wahai para pemimpin jangan sombong dengan kekuasaan yang anda pegang, karena semua itu tidak ada manfaatnya ketika anda semua menghadapi sidang peradilan di akhirat nanti. Tunggulah.........................