Rabu, 15 Mei 2013

Lebih Kaya Mana Qorun dengan Luthfi, Fathonah dan Engkong

Hari ini hampir semua Media On Line memberitakan bahwa akhirnya 6 mobil mewah LHI ustad, mantan Presiden Partai Dakwah itu dibawa penyidik KPK. Juga ada pemberitaan tentang beberapa rumah mewah sang ustad yang juga disita KPK.
Kalau membaca Kasus Korupsi di Korlantas, tidak terlalu mengherankan jika Jenderal Djoko bisa mengkoleksi mobil, rumah mewah dan wanita-wanita muda nan jelita, karena kekuasaannya yang luar biasa besar. Nah kalau ustad dari mana ya dapat hartanya, gaji sebagai anggota DPR total hanya Rp.65 juta, isterinya 3, tiap bulan nyumbang partai Rp.20 juta. Kalau sang ustad bertindak adil, masing-masing isteri di jatah Rp.10 juta, saja gajinya nggak cukup, karena Rp.65 juta perbulan itu gross. Tetapi apa mungkin ada perempuan yang jadi isteri ke 2 dan ke 3 mau hanya dijatah Rp.10 juta perbulan. Yang diberitakan MOL adalah baru langkah awal KPK, lihat saja kasus Fathonah, uangnya seperti tak terhitung jumlahnya, karena koleksi perempuannya yang jumlahnya juga belum bisa dihitung saking banyaknya. Kalau penghubungnya saja kekayaannya demikian luar biasa apalagi bossnya. Sebetulnya kaya mana ya Luthfi dengan Fathonah. Fathonah ahli lobi dan memanfaatkan peluang, sementara Luthfi memiliki kekuasaan dan pengaruh yang luar biasa. Persamaannya dua-duanya tidak puas dengan 1 wanita.
Rekaman KPK menyatakan bahwa "Engkong" perlu Rp.17 M. Kalau engkong yang nggak ngapa-ngapain saja minta jatah 17 M, bagaimana pemain utamanya.
Sebagai muslim kita sering diceramahi guru agama tentang orang kaya zaman dahulu yang bernama Qorun, kaya raya tetapi sombong. Saking sombongnya akhirnya kekayaannya ditenggelamkan ke bumi oleh Allah swt. Kalau Qorun dibandingkan dengan Lutfhi, Fathonah dan Engkong lebih kaya mana ya. Pasti Qorun kalah karena dia tidak memiliki beberapa mobil dan rumah mewah, sementara Luthfi, Fathonah memiliki segala kemewahan. Luar biasa ustad-ustad tsb dalam berkreasi mengumpulkan harta benda dan wanita. Tetapi saya berdoa semoga para pendulumnya tidak ada yang meniru para ustad tsb, karena kalau para pendulumnya meniru, yah habislah umat muslim di dunia ini. Apalagi mereka sudah dikelilingi para artis dangdut....................... Lebih baik para pendulumnya kembali ke masjid saja, beribadah yang baik dan ganti gurunya........ toh masih banyak ustad yang betul-betul berdakwah untuk menyelamatkan umat manusia. Banyak ustad-ustad yang bergelar doktor, master, LC alumni Madina yang tetap bersyukur meski cuma naik motor dalam berdakwah. Merekalah dai sejati yang lebih mementingkan keselamatan umat dibandingkan kemewahan kehidupan dunia, dan pemuasan nafsu syahwat. Semoga Allah swt tetap melindungi umatnya dari tipu daya "ustad ahli maksiat"