Minggu, 06 Maret 2016

Panduan Menjawab 7 Pertanyaan Paling Susah Dalam Interview Kerja

Panggilan interview atau wawancara merupakah tahapan paling penting dalam proses penerimaan kerja di sebuah perusahaan. Bila Anda dipanggil untuk proses ini, berarti lamaran dan CV yang Anda kirim telah membuat pihak perusahaan berkesan dan ingin mengenal Anda lebih dalam.

Namun seringkali wawancara berakhir menyedihkan karena si pelamar gagal menunjukkan bahwa dirinya layak dan cocok untuk jabatan yang ditawarkan. Bisa jadi karena dirinya gugup atau kurang persiapan dalam menjawab beberapa pertanyaan dari perusahaan.

Berikut ini ada tujuh pertanyaan yang dianggap susah saat interview kerja, dan sering membuat orang gagal untuk diterima. Penasaran? Silakan disimak.

1. Apa alasan Anda melamar ke tempat ini?

Pertanyaan ini sebenarnya adalah untuk mengetes sejauh mana pengetahuan Anda tentang perusahaan tersebut, dan apakah Anda memang benar-benar tertarik bekerja di situ.

Jawab: Ceritakan apa saja kelebihan perusahaan tersebut di mata Anda, dan beberkan apa yang bisa Anda lakukan untuk membuatnya jadi lebih baik.

Jangan: Terlalu banyak memuji perusahaan. Susun kalimat sehalus mungkin, dan jika ingin memberi pujian jangan lupa beri alasan yang kuat sehingga mereka tidak merasa Anda lebay atau hanya sekadar “menjilat”

2. Mengapa Anda (ingin) keluar dari tempat kerja lama?

Tentu saja perusahaan akan penasaran, kok Anda mau keluar dari pekerjaan lama dan bergabung di tempat mereka? Apakah Anda bertengkar dengan atasan? Atau jangan-jangan Anda menjadikan perusahaan yang lama hanya sebagai pengisi waktu sambil mencari pekerjaan lain?

Jawab: Yang bisa Anda lakukan adalah menjawab bahwa Anda ingin belajar mengembangkan diri dengan cara mempelajari bidang lain dan mengaplikasikan skill Anda di situasi yang berbeda. Jika memang di perusahaan yang lama gaji Anda di bawah standar, Anda juga bisa menjadikannya sebagai salah satu alasan, asal bukan sebagai alasan utama.

Jangan: Menjelek-jelekkan perusahaan lama. Tekankan bahwa hubungan Anda baik-baik saja dengan mantan atasan, dan meski Anda mungkin harus menceritakan apa yang membuat Anda kurang puas di perusahaan lama, tetap sertakan juga hal-hal positif yang sudah Anda pelajari dari sana.

Jika Anda menjelek-jelekkan perusahaan sebelumnya, apalagi mantan bos Anda, iji menunjukkan attitude buruk dan kemungkinan besar perusahaan akan berpikir dua kali untuk menerima Anda.

3. Berapa gaji yang Anda inginkan?

Ini bukan pertanyaan tes. Perusahaan memang ingin tahu berapa gaji yang Anda inginkan, supaya mereka bisa mengecek dengan budget mereka sendiri.

Jawab: Jawab saja dengan jujur, berapa gaji yang Anda terima dari perusahaan lama. Dan sebutkan bahwa Anda mengharapkan gaji yang lebih tinggi dari perusahaan sebelumnya, terutama karena Anda sudah cukup berpengalaman di bidang yang mereka tawarkan. Agar tak menawar terlalu rendah atau terlalu tinggi, cek standar gaji di perusahaan tersebut lewat Qerja.com supaya ada patokan.

Jangan takut meminta gaji lebih tinggi, asal masih realistis dan sesuai standar perusahaan tersebut, karena biasanya akan ada pertimbangan dari pihak perusahaan apakah gaji yang Anda minta terlalu besar atau kecil. Kalau mereka benar-benar menginginkan Anda, pasti mereka masih akan menawarkan negosiasi bila nilai gaji yang Anda minta memang terlalu besar.

Jangan: Menjawab, “Terserah perusahaan saja.” Ini akan membuat Anda terlihat terlalu putus asa dan tak bisa mengambil keputusan penting yang akan menentukan kehidupan finansial Anda. Jangan juga memberi angka terlalu tinggi yang membuat perusahaan bahkan malas bernegosiasi.

Kesalahan lain yang umum dilakukan adalah berbohong tentang besaran gaji yang diterima dari perusahaan yang lalu. Ingat, calon bos Anda bisa mengecek nominal gaji Anda yang sebenarnya melalui Qerja.com, atau lewat kenalannya di perusahaan Anda.

4. Anda ingin jadi apa dalam 5 atau 10 tahun mendatang?

Biasanya pertanyaan ini berhubungan dengan cita-cita dan tujuan hidup Anda, termasuk apa yang ingin Anda perjuangkan.

Jawab: Anda tentu bisa menjawab ‘ingin mendapatkan karir yang lebih baik dibanding sebelumnya’, tapi coba pikirkan jawaban yang lebih spesifik, misalnya Anda ingin memimpin sebuah tim yang bekerja di bidang tertentu. Pertanyaan ini juga bisa dijawab dengan cara pengalaman apa saja yang ingin Anda dapatkan dalam beberapa tahun ke depan (‘Saya ingin bisa jadi ahli negosiasi’, misalnya).

Jangan: Terlalu ambisius. Banyak orang ingin menunjukkan bahwa mereka punya kepercayaan diri yang tinggi, dan menjawab pertanyaan ini dengan ambisi tinggi seperti, ‘Jadi CEO perusahaan ini.’ Sebenarnya tidak salah, tapi jika Anda memang ingin menjawab seperti ini, pastikan Anda juga bisa menjawab saat balik ditanya, “Gimana caranya?’.

5. Yakin mau mengisi posisi ini? Sepertinya Anda terlalu qualified/senior/berpengalaman.

Hati-hati. Pertanyaan ini kemungkinan bermaksud untuk menguji apakah Anda cukup rendah hati.

Jawab: Bilang saja, semua orang harus selalu belajar, dan Anda termasuk yang suka mempelajari hal baru. Bekerja di perusahaan baru ini merupakan tantangan untuk Anda, karena beda industri, beda perusahaan, tentu hal-hal yang dihadapi akan berbeda. Cari perbedaan utama antara perusahaan ini dengan pekerjaan Anda yang dahulu, dan beri tahu mereka apa yang membuat Anda tertarik menjajaki pekerjaan di situ.

 Tapi, jika ternyata Anda setuju bahwa kualifikasi Anda sudah lebih di atas posisi yang dicari, mungkin Anda memang salah melamar. Coba tanyakan apakah ada posisi lain di perusahaan tersebut yang lebih sesuai dengan kualifikasi dan skill Anda. Siapa tahu Anda melamar sebagai staff namun ternyata bisa di-hire sebagai manager.

Jangan: Langsung setuju pada pernyataan tersebut, yang membuat Anda terkesan sombong. Apalagi jika Anda menjawab, ‘Soalnya tidak ada pilihan lain,’ yang membuat Anda terlihat meremehkan perusahaan dan tidak benar-benar tertarik kerja di sana.

6. Seandainya perusahaan ini bangkrut, apa yang akan Anda lakukan?

Ini salah satu bentuk pertanyaan yang ingin menguji loyalitas Anda sebagai karyawan. Mereka ingin tahu apakah Anda akan bersama mereka untuk menghadapi saat susah.

Jawab: Katakan dengan diplomatis bahwa dilihat dari data perusahaan tersebut, Anda yakin perusahaan ini tak akan terancam bangkrut, terutama bila terus ditunjang sumber daya dan manajemen yang baik. Kalau pun ada masalah, semuanya bisa ditanggulangi bersama.

Jangan: Langsung panik dan bertanya balik apakah benar perusahaan ini akan bangkrut. Tenang saja, perusahaan yang sudah mau ambruk tak akan susah-susah merekrut karyawan baru.

7. Apa kelemahan Anda?

Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana Anda mengenal diri sendiri, dan bagaimana kemampuan Anda dalam menyelesaikan masalah. Namun hati-hati, jika salah menjawab, inilah pertanyaan yang akan menurunkan nilai jual Anda dan membuat Anda tidak diterima.

Jawab: Carilah satu kelemahan Anda, namun imbangi dengan kelebihan yang bisa jadi solusi. Misalnya, ‘Saya orangnya pelupa, sehingga saya selalu mencatat semuanya di booknote sebagai pengingat.’ Atau, ‘Pengalaman saya belum terlalu banyak dibanding yang lain, tetapi saya pekerja keras dan saya bisa belajar dengan cepat.’

Jangan: Menjawab dengan klise dengan “kelemahan” yang sebenarnya adalah kelebihan, seperti, “Saya adalah orang yang perfeksionis.” Percayalah, pewawancara tak akan percaya dengan jawaban ini karena puluhan kandidat sebelumnya juga pasti menjawab hal yang sama (sumber Qerja)

Benarkah kita mencintai Rasulullah?

Pasca strooke saya disarankan dokter untuk melatih jari dan motorik halus lainnya. Cara paling mudah untuk melatihnya adalah dengan menulis/mengetik. Sebagai orang yang senang menuntut ilmu dan berprofesi sebagai guru, saya sangat senang membaca. Belakangan saya senang mengkoleksi buku-buku agama. Ada pernyataan teman-teman saudara sesama muslim yang menyatakan bahwa "sunah itu kalau dilaksanakan dapat pahala dan kalau tidak dilakukan tidak apa-apa." Dalam tafsir Ibnu Katsir dituliskan bahwa sunah adalah wahyu dan merupakan penjelasan amalan dari Alquran. Oleh sebab itu menurut saya tidak mungkin mengamalkan Alquran tanpa mengamalkan sunah. Rasulullah juga bersabda:"Barangsiapa yang tidak cinta pada sunnahku bukan bagian dari umatku." Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga menulis " Seorang Muslim tidak akan bisa melaksanakan agamanya dengan benar, kecuali dengan belajar Islam yang benar berdasarkan Alquran dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih. Imam Syafei juga menyatakan bahwa: " Sunnah haruslah dilaksanakan dan jika ada perkataanku yang mengingkari sunnah maka tinggalkanlah dan  kepke sunah". Dengan dasar-dasar tersebut salahkah jika saya menarik hipotesa bahwa muslim yang mendifinisikan sunnah sebagai amalan yang jika dilakukan mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa, maka orang tersebut kurang mencintai Rasulullah saw. Marilah kita berusaha mencintai rasulullah secara total. Dan hal tersebut tidaklah mudah, akan banyak rintangan yang dihadapi dan rintangan itu tidak datang bukan dari orang-orang kafir tetap justru akan datang dari kaum muslim sendiri.Rasulullah bersabda; "Genggamlah sunnahku dengan gigi gerahammu".
Contoh sederhana sunnah Nabi yang ditinggalkan adalah memberkan salam. Orang-orang muslim lebih senang mengucapkan selamat pagi, selamat siang dan seterusnya, dan mereka meninggalkan ucapan slam yang diajarkan oleh Rasulullah salallahu alahi wa salam yang telah mengajarkan untuk mengucapkan salam: "Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh" Penulis menyampaikan pengalaman ketika bekerja di perusahaan Group Besar (milik keluarga Tionghoa) mempelopori ucapan salam dengan Assalamualaikum warrahmutullahi wabarrkatuh kepada karyawan muslim, ternyata setelah 1 tahunan salam tersebut membudaya. Bahkan pimpinan dan staf HO yang datang ke unit saya mengucapkan salam yang sama jika ketemu saya. Alhamdulillah Ya Rabbal Alamin
Tulisan ini tidak bertujuan untuk mrnggurui namun sekedar menuliskan buah pikiran saja. Mohon maaf jika tulisan ini banyak kesalahan karena kesalahan datangnya dari saya pribadi dan kebenaran itu miliknya Allah Subhana Wa Ta'ala.***