Jumat, 13 Desember 2013

Management Development Program PT Lion Super Indo

Bulan Agustus s.d. Desember 2013, Kwik Kian Gie Learning Center & Advisory telah mendapat kepercayaan untuk memberikan pelatihan pada 42 Department Head dan Area Manager PT Lion Super Indo atau yang lebih dikenal masyarakat dengan Superindo. Program In House Training tersebut adalah Management Development Program. Program yang didesain khusus oleh Tim Kwik Kian Gie Learning Center yang merupakan mantan para praktisi bisnis dan ahli dibidang Keuangan, Akuntansi, Ekonomi, Teknologi Informasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Adapun modul yang diberikan adalah:Membangun Manusia Unggul (Day 1); Team Work, Conceptual & Analytical Thinking (Day 2), Business Report, Economic Perspective in Retail Business (Day 3), Business Acumen (Day 4); High Performing Leadership (Day 5). Adapun Tim Trainer adalah: Dr. H Robert Sudaryono; Ir Parulian Hutapea, MBA; Drs. Hasan Zein Mahmud, MBA; Drs. Anthony Budiawan, CMA dan Jesaja Waterkamp, S.Kom, M.Kom. Alhamdulillah pelatihan berjalan dengan lancar dengan feedback dan testimoni yang luar biasa dari para peserta. Para peserta memberikan score paling rendah 3,26 dan paling tinggi 3,9 dari skala 4, sehingga Pimpinan PT Lion Super Indo kembali mempercayakan suatu program yang dinamakan Retail Academy, dimana pesertanya adalah seluruh Asssitant Manager Store dari seluruh Indonesia. Mereka mendapat modul yang sama namun Modul Business Report ditiadakan dan diganti dengan Modul Managing Customer Service. Kembali feedback dari para peserta luar biasa.Karena segi kemanfaatan yang tinggi baik bagi perusahaan maupun diri peserta sendiri, maka Insya Allah PT Superindo kembali akan mengirim sekitar 20 orang Manager yang tersebar di seluruh Indonesia untuk kembali mendapat pembekalan ilmu pengetahuan manajemen dan bisnis dari Tim Kwik Kian Gie School of Business. Dedikasi para Trainer dan komitmen serta antusiasme yang tinggi dari para peserta maka jadual pelatihan yang ditetapkan dimulai dari pukul 08.30 - 17.00 wib dalam praktek berubah menjadi pukul 08.00 s.d. 18.00 bahkan beberapa kali berakhir s.d. pukul 18.30 wib. Namun baik para Trainer maupun Peserta tetap antusias membahas konsep dan kasus yang disajikan selama pelatihan. Interaksi yang luar biasa dari para peserta serta pemahaman yang kuat dari para Trainer terhadap materi yang diajarkan membuat pelatihan dengan durasi yang tinggi tsb berlangsung jauh dari membosankan. Kami sebagai penanggung jawab pelatihan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Manajemen Superindo semoga bisnis Superindo lebih berkembang setelah para Manager (Dept Head) dan Assistant Manager yang berjumlah hampir 100 orang mendapat pembekalan dari Tim Kwik Kian Gie School of Business. Terima kasih pula kepada seluruh peserta pelatihan, Semua sudah menyadari bahwa karir dan kualitas kehidupan kita, kita sendirilah yang akan menentukan. Semoga selalu sukses dan selamat berkarya.

Harapanku Pada Jenderal Sutarman sebagai Kapolri Baru

Syukur Alhamdulillah putra Sukoharjo, Solo ini akhirnya mampu meraih puncak karir sebagai Jenderal bintang empat dan menjabat Kapolri. Tentu ini adalah impian semua anggota kepolisian negeri ini. Yang mengejutkan adalah beliau mau memberikan sambutan pada saat bedah bukunya Pak Hugeng, polisi jujur yang pernah menjadi Kapolri di masa Orde Baru. Hugeng memang menjadi idola masyarakat terhadap seorang polisi. Sikap dan perilaku beliau sangat berbeda dengan pejabat di masa tsb. Ketika itu banyak pejabat dan keluarganya yang arogan, anak jenderal nembak orang itu sudah biasa. Namun Pak Hugeng jauh dari isu-isu negatif seperti itu. Beliau tetap hidup sederhana dan menjauhkan keluarganya dari perilaku sesat layaknya keluarga pejabat lainnya. Sehingga Gus Dur (alm) membuat candaan bahwa polisi jujur itu hanya ada 3 yaitu: polisi tidur, polisi patung dan polisi Hugeng. Dengan kehadiran Pak Tarman untuk memberi sambutan bukunya Pak Hugeng, masyarakat berharap semoga beliau bisa mengambil hal-hal positif dari Pak Hugeng dan menanamkan semangatnya hidup Pak Hugeng pada jajaran kepolisian. Tentu hal tsb harus dimulai dari jajaran pimpinan polri terlebih dahulu. Mudah-mudahan budaya setoran seperti di polri saat ini mampu dihapuskan, juga rekayasa kasus tidak ada lagi.Jenderal Sutarman sudah memberikan contoh dengan mengganti mobil dinasnya yang mewah dengan Inova, hebat seperti para pimpinan KPK yang tampil sederhana. Sebagai warga Jakarta saat ini, problem yang paling menyesakkan adalah keruwetan lalu lintas. Para pemakai jalan seenaknya melanggar lalu lintas. Pemotor dan kadang-kadang pengemudi mobil tanpa rasa malu dan sungkan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Mereka tidak menghargai sama sekali para pejalan kaki. Tiap pagi mengantar anak sekolah dari Pulogebang ke Duren Sawit kemudian kembali ke arah Rawamangun dan akhirnya ke Kampus Sunter, sering menyaksikan anak-anak SD, SMP dan SMA nyawanya terancam ketika menyeberang jalan. Para pemotor dan pengemudi mobil sama sekali tidak beradab, tidak mau memberi kesempatan anak-anak tsb menyeberang dengan aman. Ketika berangkat dari rumah ba'da shubuh, sering menyaksikan ibu-ibu yang menggendong bayi, menuntun anaknya yang mengenakan seragam SD, mungkin kelas 1 atau 2 ketika menyeberang jalanpun jarang yang mau memberi kesempatan. Sepertinya para pemotor dan pengemudi mobil tsb bukan lagi manusia, melainkan binatang yang tidak memiliki hati nurani. Mereka ngebut, menyerobot jalur, melanggarn rambu lalu lintas dan bahkan melawan arus. Tentu kondisi ini sangat membahayakan bagi para ibu yang mengantar anak maupun anak-anak itu sendiri. Oleh sebab itu kami berharap banyak pada Jenderal Sutarman, semoga beliau berkenan memerintahkan jajarannya khususnya Korp Lalu Lintas, agar mereka bersedia menegakkan aturan lalu lintas setegas mungkin, agar para pemotor dan pengemudi patuh pada hukum. Kenapa saya berharap pada beliau, karena selama ini meskipun sudah berganti-ganti Kapolri, masalah lalu lintas khusunya di Jakarta bukan tambah tertib namun tambah semrawut. Rasanya polisi Jogya dan Solo masih lebih disiplin dalam menegakkan aturan berlalu lintas. Ketika liburan kesana tahun lalu, ada pemotor dan pengemudi yang berhenti di Traffic Light dan melewati garis, mereka ditilang. Tidak terlihat pemotor dan pengemudi mobil ugal-ugalan dan pindah jalur seenaknya. Kapan polisi di Jakarta melakukan hal tsb. Semoga Pak Tarman juga memberikan perhatian pada kondisi lalu lintas di Jakarta.