Rabu, 06 Juni 2012

Menyoal Pernyataan Wakil Presiden RI dan Mantan Wakil Presiden RI tentang Adzan.



Membaca berita dari berbagai media perihal Adzan, khususnya pernyataan Wakil Presiden RI Budiono maupun Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kala, dimana Pak Budiono menyatakan bahwa Adzan akan lebih baik jika dikumandangkan dengan pelan, sayup-sayup akan lebih meresap di kalbu, sementara Pak JK menyatakan bahwa Adzan lebih baik dikumandangkan dengan keras. Pak Budiono menyatakan hal tersebut di depan para pemuka agama demikian juga Pak JK. Komentar dari berbagai lapisan masyarakat beragam, dari mulai yang mencela bahwa pemahaman Pak Budiono terhadap pentingnya Adzan dan Sholat terbatas, sampai kemudian komentar yang memuji pemahaman Pak JK terhadap Islam yang lebih baik.
Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  sudah menetap di Madinah dan selesai membangun masjid, maka kaum muslimin yang ingin menjalankan sholat di masjid tsb menurut waktunya, mendatangi masjid tanpa pemberitahuan. Selesai sholat mereka pulang ke rumah masing-masing, kemudian mereka akan datang ke masjid pada awal waktu sholat berikutnya.
Melihat kondisi demikian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  berpikir, alangkah baiknya jika kaum muslimin mengetahui sesuatu tanda kapan waktu sholat tiba dan dekatnya waktu sholat hendak didirikan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan para Sahabat dan minta pendapatnya. Ada yang mengusulkan agar menggunakan lonceng, tetapi beliau kurang berkenan karena orang-orang Nasrani telah memakainya, kemudian ada yang mengusukan agar memakai terompet, namun kembali beliau kurang berkenan karena orang-orang Yahudi telah mempergunakan. Pada hari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat belum mendapatkan cara terbaik bagaimana memanggil kaum muslimin bahwa waktu sholat sudah tiba dan pemberitahuan bahwa sholat sudah akan didirikan.
Pada suatu hari Sahabat Abdullah bin Zaid al-Anshari al-Khazraji dalam tidur bertemu dengan seorang laki-laki yang membawa lonceng, kemudian beliau bertanya: “Wahai hamba Allah apakah engkau hendak menjual lonceng?” Kemudian hamba Allah tsb bertanya: “Apa yang hendak engkau lakukan terhadap lonceng ini”. Maka beliau menjawab: “Untuk memanggil sholat”. Hamba Allah tsb kemudian berkata: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik darinya?”. Kemudian beliau bertanya lagi: “Apa itu?” Hamba Allah tsb berkata: “ Ucapkanlah Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu Allah Ilaaha illallaah, Asyhadu allaa Ilaaha illallaah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah. Hayya alash Shalaah, Hayya alash Shalaah. Hayya alal Falaah, Hayya alal Falaah. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah.
Kemudian Abdullah menyampaikan mimpi tersebut pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , maka beliau bersabda: “Itu adalah mimpi yang benar, insya Allah. Pergilah pada Bilal dan ajarkan hal itu kepadanya karena suaranya lebih nyaring daripada kamu”
Ketika Bilal mengumandangkannya, Umar bin al-Khaththab mendengarnya maka beliau mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: ‘Wahai Nabi Allah, demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sungguh aku telah bermimpi yang sama dengan mimpinya”, maka Rasulullah saw bersabda: “Segala puji bagi Allah”. Dalam sholat shubuh Bilal menambahkan Ash-Shalaatu Khairan minan Naum dan hal ini disetujui oleh oleh Nabi saw. Kemudian Nabi saw mengajarkan iqamat pada Bilal, beliau bersabda: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu Allah Ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Hayya alash Shalaah. Hayya alal Falaah, Qad Qaamatish Shalah, Qad Qaamatish Shalah, Allahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memilih Bilal untuk mengumandangkan adzan, salah satu pertimbangan beliau adalah Bilal memiliki suara yang nyaring, selain suara Bilal memang enak (merdu) didengar.
Kota Jakarta dan sekitarnya seperti Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor mobilitas warganya luar biasa, dengan kondisi lalu lintasnya luar biasa semrawut dan penuh kemacetan, sehingga sebagian besar warga menghabiskan waktu lebih dari 14 jam di luar rumah untuk menempuh perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan bekerja keras. Kebanyakan para pekerja keluar rumah pukul 5 pagi dan kembali ke rumah sekitar jam 9 malam. Bahkan para pelajarpun harus bangun pukul 04.30 karena sekolah di Jakarta dimulai pukul 06.30 wib. Kesemrawutan lalu lintas, ditambah tindak kriminalitas yang setiap saat mengancam telah  mengakibatkan anggota masyarakat mengalami kelelahan fisik dan psikis yang luar biasa.
Dalam kondisi seperti ini istirahat tidur sangat diperlukan oleh warga masyarakat. Kelelahan fisik akan membuat para warga tidur sangat nyenyak sehingga waktu shubuh yang tiba pada sekitar jam 04.30 wib akan sulit disadari oleh kaum muslim ibukota dan sekitarnya. Suara adzan yang keras yang berkumandang sekitar 3-5 menit akan sangat membantu kaum muslimin untuk segera bangun dan bersiap-siap menuju mesjid dalam rangka sholat shubuh berjamaah. Bagi kaum muslimin suara Adzan merupakan panggilan dari Allah subhanahu wa ta’ala  kepada hambanya untuk segera menunaikan kewajiban yang telah diperintahkanNya.
Dengan demikian pernyataan mantan wakil presiden lebih tepat dibanding pernyataan wakil presiden saat ini. Wallahu a’lam.
Dr. H. Robert Sudaryono
Pusat Kajian Pengembangan Sumber Daya Insani
Kampus IBII Jakarta

Sumber: Syaikh Abubakar Al-Jazairi, Al-Habib Muhammad Rasulullah saw.