Kamis, 01 April 2010

Rokok Mungkin Mengandung Darah Babi

Merry Wahyuningsih - detikHealth
Kandungan nikotin dalam rokok membuat rasa candu yang menyebabkan orang sulit berhenti untuk merokok. Tapi hasil penelitian yang menemukan bahwa rokok mengandung darah babi, mungkin bisa menjadi alasan orang berhenti merokok.
Profesor Kesehatan Masyarakat dari University of Sydney, Simon Chapman mengidentifikasi hasil penelitian ilmuwan Belanda terbaru. Dia mengidentifikasikan 185 industri rokok berbeda yang diduga menggunakan babi, termasuk penggunaan hemoglobin babi dalam filter rokok.
Penelitian Belanda menemukan terdapat hemoglobin atau protein darah babi yang digunakan untuk membuat filter rokok agar lebih efektif untuk menangkap bahan kimia berbahaya, sebelum bahan-bahan tersebut masuk paru-paru seorang perokok.
Prof Chapman mengatakan penelitian ini memberitahu dunia tentang rahasia pembuatan rokok, dan untuk meningkatkan kepedulian terhadap umat Muslim dan Yahudi yang taat, karena babi sangat diharamkan bagi kedua agama tersebut.
"Saya pikir akan ada beberapa kelompok khususnya umat agama yang taat, yang akan menemukan gagasan bahwa ada produk babi dalam rokok sangat menghina. Masyarakat Yahudi dan Muslim pasti akan menanggapi hal ini dengan sangat serius, dan juga para vegetarian," kata Prof Chapman, seperti dilansir dari News.com, Kamis (1/4/2010).

Prof Chapman juga mengatakan sulit untuk menyoroti masalah ini, karena industri tembakau tidak perlu menjelaskan bahan apa saja yang terkandung dalam rokok. Menurut mereka, "Ini adalah bisnis dan rahasia dagang kami."
Sementara ini ada beberapa perusahaan rokok yang telah berinisiatif menjelaskan daftar isi atau kandungan dalam produk pada situs mereka. Tetapi mereka juga memberikan catatan rahasia "Menggunakan pengolahan bantuan yang tidak signifikan dan tidak mempengaruhi fungsional produk jadi kami".
Ini memberikan istilah tersembunyi dari pandangan umum, berbagai bahan kimia dan zat lain yang digunakan dalam pembuatan produk tembakau.
Satu merek rokok yang dijual di Yunani diketahui menggunakan hemoglobin babi dalam prosesnya dan status penjualan rokok tersebut tidak dikenal.
"Jika Anda seorang perokok dan umat Islam atau Yahudi, maka Anda mungkin ingin tahu dan tidak ada cara untuk mencari tahunya," kata Prof Chapman.

Komentar:Jika sudah ada penelitian seperti ini masihkah muslim beranggapan bahwa rokok itu makruh. Orang Belanda yang non muslim saja sudah mampu menarik kesimpulan jika orang Islam yang taat pasti akan terhina jika menghisap rokok.
Di lain artikel beberapa propinsi di RRC juga sudah melarang rokok secara total, artinya perokok dan penjual akan dihukum berat karena rokok menyebabkan rakyat mereka berpenyakitan dan lemah fisiknya.
Oleh sebab itu mari kita dukung fatwa haram merokok yang bulan lalu telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah. Di Indonesia sebagian besar perokok justru mereka yang secara ekonomi lemah dan berpendidikan rendah. Daripada uang dibelikan rokok kenapa tidak dipergunakan untuk memfasilitasi pendidikan anak dan penyediaan makanan yang lebih bergizi agar SDM Indonesia ke depan jauh lebih berkualitas.